Dari Tempe Sampai Susu Kedelai

Standard
Tempe-kedelai-mengandung-tinggi-protein
Sebelum tahun 1980-an, kedelai rebus dikenal sebagai kudapan pagi atau sore hari yang biasa dihidangkan di rumah-rumah. Seiring dengan perubahan waktu, kudapan yang memiliki kadar protein tinggi itu mulai hilang dari meja makan.

Sebagai bahan makanan, banyak orang tidak terlalu paham kualitas kacang kedelai. Dulu kalau ada orang makan kedelai rebus dianggap ndeso atau katro. Kedelai sering dicap sebagai makanan murahan.

Padahal, di antara jenis kacang-kacangan yang lain, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat paling baik. Kedelai juga mampu membantu menjaga kesehatan ginjal, jantung, diabetes, rematik, anemia, hipertensi, diare, dan hepatitis.

Kedelai mengandung protein 40 persen, minyak (20 persen), karbohidrat (35 persen), dan abu atau mineral (4,9 persen). Protein kedelai banyak mengandung asam amino lisin, tetapi sedikit mengandung asam amino metionin dan sistin. Asam-asam amino tersebut adalah asam amino esensial yang diperlukan tubuh.

Meskipun kedelai kekurangan asam amino metionin dan sistin, menurut Sugiyono, mengonsumsi makanan berbahan baku kedelai sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan protein. Kekurangan asam-asam esensial metionin dan sistin cukup dapat dipenuhi melalui nasi yang kita makan sehari-hari.

Cara Pengolahan
Cara mengolah kedelai cukup sederhana. Tahu dibuat dari kedelai yang direndam kemudian digiling dengan penambahan air. Setelah itu, gilingan kedelai dipanaskan lalu disaring untuk mengambil sarinya, yang biasa disebut sari kedelai atau susu kedelai.

Sari kedelai ini lalu digumpalkan dengan bahan penggumpal tahu, yaitu kalsium sulfat atau asam cuka sehingga proteinnya menggumpal. Gumpalan protein ini lalu dicetak menjadi tahu.

Kedelai juga bisa difermentasikan menjadi tempe, kecap, atau tauco. Untuk membuat tempe, kacang kedelai dikupas kulitnya lalu direbus sampai agak lunak. Kedelai kemudian ditiriskan sambil didinginkan. Setelah diberi ragi, kedelai dibungkus dengan daun atau plastik yang diberi lubang-lubang kecil. Proses ini membutuhkan waktu 2-3 hari agar seluruh kedelai bisa menjadi tempe.

Adapun pembuatan tauco dan kecap hampir sama. Setelah dikupas dan direndam, kedelai diberi ragi kecap atau ragi jamur dan dibiarkan selama 2-3 hari. Setelah kedelai ditumbuhi jamur kemudian dijemur lalu direndam dengan air garam selama satu bulan atau lebih. Agar menjadi kecap atau tauco, kedelai lalu diperas, diambil sarinya, dan ditambah dengan bumbu-bumbu sehingga menjadi kecap dan tauco.
Sugiyono menambahkan, kedelai kini tidak hanya diproses menjadi makanan tradisional, seperti tahu, tempe, oncom, tauco, atau kecap. Melalui proses berbeda-beda, kedelai bisa diolah menjadi salah satu bahan baku makanan bayi, susu kedelai, minyak, lesitin, bahkan daging tiruan. Daging tiruan ini banyak digunakan restoran yang menyediakan menu untuk vegetarian.

Macam Produk dari kedelai
Susu kedelai
Selain tempe dan tahu, produk yang tidak kalah populer sekarang ini adalah susu kedelai. Susu kedelai sering dianggap bisa membantu menjaga kesehatan tubuh. Sekarang susu kedelai mudah ditemukan di berbagai toko swalayan, dikemas dalam plastik, botol, hingga karton. Susu kedelai juga banyak dijual keliling di kompleks perumahan.

Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Oleh karena itu, susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi, terutama bagi mereka yang alergi terhadap laktosa pada susu sapi. Anak balita hanya membutuhkan dua gelas susu kedelai untuk memenuhi 30 persen kebutuhan protein sehari.

Meski begitu, susu kedelai tidak mengandung vitamin B12 dan kandungan mineralnya, terutama kalsium, lebih sedikit daripada susu sapi. Oleh karena itu, biasanya susu kedelai yang diproduksi pabrik selalu ditambah dengan mineral dan vitamin.

Kemajuan di bidang teknologi juga membuat kedelai menjadi bahan yang digunakan dalam dunia kedokteran. Lesitin dalam minyak kedelai, misalnya, dibuat menjadi infus untuk terapi penyakit jantung koroner.

Salah satu kendala mengapa produk olahan kedelai tidak banyak disukai orang adalah baunya yang langu. Sugiyono mengatakan, bau langu pada kedelai berasal dari reaksi hidrolisis asam lemak tidak jenuh oleh enzim lipoksigenase. Reaksi ini menghasilkan senyawa yang mudah menguap. ”Bau langu dapat dikurangi dengan cara pemanasan yang dapat mengaktifkan enzim. Bau langu juga bisa dikurangi dengan menambahkan sedikit kapur sirih” .

Tahu
Produk pangan dari susu kedelai yang dipadatkan ini memiliki rasa yang lebih tawar, lembut, dan mampu menyerap cita rasa dari bumbu lain. Tahu memiliki tekstur yang berbeda-beda, tergantung proses pembuatan dan kandungan airnya. Ada yang sangat lunak dan cukup keras.

Tempe
Tempe memiliki bau dan rasa khas kedelai yang lebih kuat dibandingkan tahu. Selain itu, tekstur kedelai akan masih terlihat dengan jelas pada tempe.

Tahu dan tempe berbeda karena proses pembuatannya. Tempe dibuat dengan cara fermentasi, bukan dipadatkan. Kacang kedelai yang sudah dimasak akan difermentasi dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus.Setelah difermentasikan, kedelai tersebut baru akan ditekan ke dalam cetakan tempe.

Mana yang lebih bergizi?
Tahu mengandung lebih banyak mineral yang berasal dari senyawa koagulan (yang bisa membuat sari kedelai jadi padat). Sementara itu, tempe memiliki lebih banyak kandungan vitamin yang berasal dari hasil fermentasi.

Secara kandungan gizi, tempe lebih padat nutrisi dibandingkan tahu. Tempe memiliki kalori yang lebih tinggi, dengan kandungan karbohidrat, protein, dan lemak yang lebih tinggi dibandingkan tahu. Tempe juga memiliki serat yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahu.

Kacang kedelai, yaitu bahan baku tahu dan tempe memiliki senyawa antinutrien, salah satunya asam fitat. Antinutrien adalah senyawa yang dapat menghambat penyerapan zat gizi tertentu dalam tubuh. Nah, senyawa ini tidak dapat dihilangkan melalui proses koagulasi (pemadatan). Itulah mengapa tahu memiliki kandungan antinutrien yang lebih banyak dibandingkan tempe yang sudah difermentasi. Dengan kata lain, zat gizi yang terkandung dalam tempe akan lebih efektif diserap oleh tubuh dibandingkan tahu.

Selain itu, tempe dan tahu mengandung senyawa isoflavone. Isoflavone diperkirakan memiliki berbagai manfaat kesehatan, salah satunya untuk menangkal kanker. Tempe memiliki kandungan isoflavone yang lebih tinggi dibandingkan tahu.

Walaupun fermentasi dapat menurunkan kandungan isoflavone yang terkandung di dalam tempe, penyerapan isoflavone pada tempe umumnya masih lebih tinggi dibandingkan tahu. Senyawa isoflavone yang terkandung pada tahu sebesar 4-67 mg/100 gram. Sementara pada tempe sebesar 103 mg/100 gram. Diperkirakan sebesar 30 sampai 50 mg konsumsi senyawa isoflavone setiap hari cukup untuk memberikan manfaat kesehatan.

Cara konsumsinya
Tempe lebih padat akan zat gizi dibandingkan tahu. Proses fermentasi tempe akan menambah kandungan gizi serta menghilangkan senyawa yang menghambat penyerapan gizi. Akan tetapi, lebih rendahnya nilai kalori dan zat gizi pada tahu berarti tahu dapat dikonsumsi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan tempe untuk mencapai nilai nutrisi yang sama.

Penting dicatat, nilai gizi yang terkandung dalam tahu dan tempe bisa berbeda-beda, tergantung jenis, proses pembuatan, dan cara memasaknya. Bila Anda memasak tempe yang kaya nutrisi dengan cara digoreng dan ditambahkan banyak garam, tetap saja makanan sehat ini akan jadi berisiko buat kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Karena itu, bukan berarti Anda hanya disarankan makan tempe saja. Bila Anda sedang mencoba menurunkan berat badan atau membatasi asupan kalori, tahu bisa jadi pilihan yang lebih baik dari tempe. Pastikan juga Anda mengolah tahu dan tempe dengan cara yang sehat.

Kecap
Proses pengolahan: Fermentasi, pemasakan dengan gula dan bumbu-bumbu. (menggunakan kedelai hitam). Fermentasi garam pada kedelai menghasilkan moromi (cairan hidrolisat proteĆ­n kedelai) dengan kandungan asam amino bebas tinggi (mudah diserap usus halus). Hasilnya, nilai gizi protein meningkat, namun kandungan isoflavon berkurang banyak.
 
Taoco
Proses pengolahan: Fermentasi. Fermentasi garam pada kedelai menghasilkan asam amino bebas, mudah diserap oleh usus halus.  Kadar lemak selama fermentasi menurun. Hasilnya, nilai gizi meningkat dan kandungan isoflavon meningkat.

Oncom (dari ampas tahu)
Proses pengolahan: Fermentasi
Fermentasi kedelai dengan kapang/jamur tempe menghasilkan asam amino bebas, mudah diserap usus halus.  Kadar lemak selama fermentasi turun. Hasilnya, nilai gizi meningkat dan kandungan isoflavon meningkat

Miso
Proses pengolahan: Fermentasi garam campuran beras, kecambah gandum dan/atau kedelai, untuk bumbu. Fermentasi garam pada campuran menghasilkan asam amino bebas, mudah diserap oleh usus halus.  Kadar lemak selama fermentasi turun. Hasilnya, nilai gizi protein meningkat, namun kandungan isoflavon berkurang banyak







0 komentar:

Posting Komentar